TNI – Polri Sinergis Jaga Situasi Keamanan, Ajak Publik Waspadai Provokasi

Oleh : Rindiani Affani )*

Situasi keamanan nasional merupakan fondasi penting bagi keberlangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam konteks tersebut, peran TNI dan Polri menjadi ujung tombak dalam menjaga stabilitas, ketertiban, serta mencegah timbulnya potensi ancaman yang dapat mengganggu ketenangan publik. Sinergi keduanya tidak hanya terlihat dalam operasi-operasi besar, tetapi juga dalam kegiatan rutin sehari-hari yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat. Kehadiran TNI dan Polri yang kompak menciptakan rasa aman, sekaligus menunjukkan bahwa aparat negara siap berdiri di garis terdepan untuk melindungi rakyat dari berbagai bentuk gangguan keamanan.

Direktur The Pandita Institute dan pengamat hubungan internasional, Agung Setiyo Wibowo mengatakan masyarakat perlu terus mendukung upaya TNI – Polri untuk menghadirkan keamanan nasional. Kita bisa melihat krisis di Nepal menjadi pengingat bagi Indonesia bahwa provokasi bisa memperburuk ketegangan sosial dan memecah persatuan. Oleh karena itu, kunci stabilitas nasional adalah sinergitas TNI dan Polri yang tercermin dalam kerja sama lintas sektor yang dilakukan secara berkesinambungan. Mulai dari pengamanan kegiatan masyarakat, penanganan bencana alam, hingga operasi khusus yang menyangkut keamanan negara, keduanya selalu hadir dengan prinsip saling melengkapi. Sinergi ini tidak hanya sebatas pada tataran struktural, tetapi juga terjalin erat di lapangan. Personel TNI yang dikenal tangguh dan disiplin berpadu dengan Polri yang profesional dalam penegakan hukum, sehingga menghasilkan kekuatan yang utuh untuk menghadapi segala tantangan.

Di tengah dinamika sosial politik yang terus berkembang, muncul pula tantangan berupa provokasi yang berpotensi memecah belah masyarakat. Isu – isu yang dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu, baik melalui media sosial maupun aksi langsung di lapangan, sering kali dimanfaatkan untuk menimbulkan kegaduhan. Dalam hal ini, TNI dan Polri mengingatkan publik agar tetap tenang, bijak, serta tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. Kesadaran kolektif masyarakat menjadi benteng utama untuk menangkal provokasi yang dapat mengarah pada tindakan anarkis.

Sementara itu, Pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Prof. Teuku Rezasyah, mengingatkan bahwa sinergitas TNI Polri menjadi kekuatan pertahanan negara dari segala ancaman. Jika melihat lebih jauh ada contoh anaman nyata seperti fenomena di Nepal kerap disamakan dengan Arab Spring satu dekade lalu. Namun, ia menilai konteksnya jauh berbeda. Menurutnya, pemerintah kini sudah belajar dari pengalaman Arab Spring, di mana rakyat dengan mudah digiring oleh berbagai kelompok kepentingan.

Komitmen TNI dan Polri dalam menjaga keamanan tidak hanya sebatas tindakan represif, tetapi juga mengedepankan pendekatan persuasif. Sosialisasi, komunikasi, dan edukasi publik menjadi bagian penting dalam strategi pencegahan. Melalui pertemuan komunitas, dialog terbuka, hingga kampanye di ruang digital, aparat berusaha menyampaikan pesan agar masyarakat tidak terjebak dalam narasi provokatif. Pendekatan ini sekaligus memperlihatkan bahwa keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, melainkan tugas bersama seluruh elemen bangsa.

Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun mengingatkan keterlibatan masyarakat juga menjadi faktor penentu dalam menciptakan suasana yang kondusif. TNI dan Polri secara aktif mengajak tokoh masyarakat, pemuda, dan organisasi lokal untuk bersama-sama membangun jejaring kewaspadaan dini. Dengan demikian, segala potensi kerawanan dapat terdeteksi lebih cepat dan ditangani sebelum berkembang menjadi masalah besar. Partisipasi publik melalui sikap peduli dan tanggap terhadap lingkungan sekitar akan memperkuat efektivitas kerja aparat di lapangan.

Perkembangan teknologi informasi yang pesat juga menjadi perhatian serius dalam konteks keamanan. Media sosial, meski membawa manfaat dalam keterhubungan dan pertukaran informasi, kerap disalahgunakan untuk menyebarkan provokasi dan hoaks. TNI dan Polri mendorong masyarakat agar lebih cerdas dalam menyikapi setiap kabar yang beredar. Verifikasi sumber informasi dan sikap kritis sebelum menyebarkan berita adalah langkah sederhana, tetapi memiliki dampak besar dalam mencegah meluasnya provokasi yang dapat merusak harmoni sosial.

Harmoni antara TNI, Polri, dan masyarakat diibaratkan sebagai tiga pilar yang saling menopang. Jika ketiganya berjalan beriringan, maka potensi konflik maupun provokasi dapat diminimalisir secara signifikan. Sinergi yang kokoh tidak hanya menjaga stabilitas keamanan, tetapi juga mendukung pembangunan nasional. Kondisi aman dan tertib akan membuka ruang bagi aktivitas ekonomi, pendidikan, serta kehidupan sosial budaya masyarakat untuk berkembang secara optimal.

Ke depan, sinergi TNI – Polri dalam menjaga keamanan harus terus diperkuat seiring meningkatnya tantangan global dan domestik. Publik juga diharapkan semakin sadar bahwa keamanan bukan sekadar hasil kerja aparat, melainkan buah dari kebersamaan seluruh bangsa. Dengan menjaga komunikasi, mengedepankan persatuan, dan menolak provokasi, Indonesia dapat terus melangkah maju sebagai negara yang damai, stabil, dan disegani di mata dunia. Pada akhirnya, kesadaran kolektif inilah yang menjadi kunci agar cita-cita bersama dalam mewujudkan Indonesia yang aman dan sejahtera dapat terwujud secara nyata.

)* Kontributor Yayasan Lentera Terang

More From Author

Yalimo Harus Damai, Jangan Mau Diprovokasi

Pemerintah Luncurkan 17 Paket Stimulus Ekonomi Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *