Program Sapi Merah Putih Dorong Swasembada Pangan dan Buka Lapangan Kerja Baru

Oleh : Adhika Utama

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi produsen daging sapi mandiri yang kuat dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah meluncurkan Program Sapi Merah Putih sebagai langkah inovatif yang tidak hanya mendorong swasembada pangan, tetapi juga membuka peluang kerja baru bagi masyarakat di berbagai daerah. Program ini menjadi harapan baru dalam memperkuat kedaulatan pangan sekaligus menggerakkan perekonomian lokal.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menginisiasi Program Sapi Merah Putih, sebuah langkah strategis yang bertujuan untuk mewujudkan swasembada pangan, memperkuat kemandirian nasional, serta membuka peluang kerja di sektor peternakan.

Melalui Program Sapi Merah Putih, pemerintah bekerja sama dengan perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan peternak lokal untuk menghasilkan bibit unggul yang memiliki produktivitas tinggi, adaptif terhadap iklim tropis, dan tahan terhadap penyakit.

Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bekerjasama dengan PT Moosa Genetika Farmindo dan Universitas IPB dalam mengembangkan Sapi Merah Putih. Sekretaris Kementerian PPN/Bappenas Teni Widuriyanti mengatakan inovasi Sapi Merah Putih bertujuan untuk memperbaiki kualitas genetik sapi lokal Indonesia. Harapannya, sapi perah ini bisa mendukung ketahanan pangan.

Program Sapi Merah Putih bukan sekadar proyek pembibitan sapi lokal, melainkan sebuah gerakan nasional yang mengintegrasikan berbagai aspek: dari hulu hingga hilir, mulai dari penguatan riset, pengembangan teknologi peternakan, peningkatan kapasitas SDM, hingga penciptaan pasar yang berkelanjutan. Nama “Merah Putih” sendiri mencerminkan semangat nasionalisme dan kemandirian bangsa dalam mengelola potensi sumber daya lokal untuk kepentingan rakyat Indonesia.

Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Leonardo Teguh Sambodo mengatakan inovasi ini bisa mendukung tiga target besar pemerintah selama lima tahun ke depan, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menurunkan kemiskinan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Program Ini merupakan langkah penting mengingat regenerasi ternak sapi secara alami membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan pendekatan ilmiah dan teknologi yang lebih maju, produksi sapi lokal dapat ditingkatkan secara signifikan dalam waktu lebih singkat.

Tidak kalah penting, Program Sapi Merah Putih juga dirancang untuk menciptakan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat, terutama di pedesaan. Peternakan sapi skala kecil hingga menengah akan mendapatkan pendampingan intensif baik dari segi manajemen ternak, pakan, kesehatan hewan, hingga pemasaran. Pemerintah menargetkan munculnya ribuan peternak baru yang tidak hanya menjadi produsen daging, tetapi juga penggerak ekonomi lokal.

Direktur Utama BRI, Hery Gunardi mengatakan pihaknya mendukung program ini dan berharap Program Sapi Merah Putih tidak hanya menjadi simbol swasembada pangan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan di pedesaan. BRI akan terus berada di garda depan mendukung petani dan peternak Indonesia untuk tumbuh, serta turut menggerakkan roda ekonomi kerakyatan.

Salah satu model yang dikembangkan adalah kemitraan antara peternak dengan koperasi atau BUMDes, yang memungkinkan sistem bagi hasil yang adil dan berkelanjutan. Skema ini juga membuka ruang keterlibatan generasi muda yang selama ini kurang tertarik dengan sektor pertanian dan peternakan. Dengan pendekatan berbasis teknologi dan digitalisasi, seperti penggunaan aplikasi untuk monitoring kesehatan ternak dan pemasaran online, sektor peternakan kini tampil lebih modern dan menarik bagi kalangan milenial dan Gen Z.

Dari sisi ketahanan pangan nasional, keberhasilan Program Sapi Merah Putih akan menjadi tonggak penting dalam menekan angka impor daging yang setiap tahunnya menyedot devisa dalam jumlah besar. Dengan peningkatan populasi dan produktivitas sapi lokal, Indonesia berpotensi memenuhi kebutuhan daging dalam negeri secara mandiri. Hal ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam membangun sistem pangan nasional yang berdaulat dan berkelanjutan.

Dampak positif lainnya adalah terbukanya lapangan kerja baru, baik secara langsung di sektor peternakan maupun di sektor-sektor pendukung lainnya seperti logistik, pengolahan daging, distribusi, hingga layanan teknologi informasi. Di beberapa daerah percontohan yang telah menerapkan program ini, peningkatan pendapatan masyarakat mulai terasa. Peternak yang dulu hanya mengandalkan hasil panen musiman kini memiliki sumber pendapatan yang lebih stabil dari beternak sapi.

Program Sapi Merah Putih juga mendorong tumbuhnya industri pendukung seperti produksi pakan ternak, layanan kesehatan hewan, serta pengolahan hasil ternak seperti susu dan daging. Ini menciptakan efek domino yang memperkuat ekonomi daerah dan memperluas kesempatan kerja, termasuk bagi perempuan dan kelompok rentan. Dengan pendekatan inklusif, program ini menjadi instrumen pembangunan yang tidak hanya berfokus pada angka produksi, tetapi juga pada kesejahteraan sosial.

Dalam jangka panjang, Program Sapi Merah Putih berpeluang menjadi model pembangunan sektor peternakan yang berorientasi pada kedaulatan pangan, inovasi teknologi, dan keadilan sosial. Ini adalah bentuk nyata dari upaya mewujudkan Indonesia yang lebih mandiri, sejahtera, dan berdaya saing. Di tengah dinamika global dan tantangan perubahan iklim, kemandirian di sektor pangan bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan. Dan Program Sapi Merah Putih menjadi jawaban strategis dalam mewujudkan cita-cita besar tersebut.

)* Pengamak Kebijakan Publik

More From Author

Paket Stimulus Ekonomi Bukti Pemerintah Respon Tuntutan 17+8 Dari Masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *