Sekolah Rakyat Hadirkan Pendidikan Humanis Berdasarkan Semangat Sumpah Pemuda

Oleh: Zaldy Kusuma )*

Semangat Sumpah Pemuda yang telah menjadi fondasi lahirnya persatuan nasional kini dihidupkan kembali melalui program Sekolah Rakyat. Pemerintah menghadirkan konsep pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada transfer pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan, kemandirian, dan karakter kebangsaan. Program ini menjadi simbol nyata keberpihakan negara terhadap mereka yang selama ini belum tersentuh akses pendidikan berkualitas.

Program Sekolah Rakyat digagas sebagai bagian dari strategi besar Presiden Prabowo Subianto untuk membangun manusia Indonesia yang unggul dan berkepribadian tangguh. Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa program ini merupakan langkah nyata pemerintah untuk mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pendidikan terpadu.

Saifullah juga menegaskan bahwa Sekolah Rakyat tidak hanya bertujuan menciptakan siswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter dan memiliki rasa empati sosial yang tinggi. Pemerintah berharap, melalui pendidikan yang menyeluruh dan berasrama, anak-anak dari keluarga prasejahtera dapat tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga siap mengangkat harkat keluarganya serta memberi kontribusi bagi bangsa.

Sekolah Rakyat ditujukan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, terutama mereka yang masuk dalam kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Melalui pendekatan komprehensif, siswa tidak hanya memperoleh pendidikan formal, tetapi juga dukungan sosial seperti bantuan sembako, jaminan kesehatan, perbaikan rumah, serta akses terhadap koperasi desa dan pemeriksaan kesehatan gratis.

Pendekatan tersebut mencerminkan pandangan pemerintah bahwa pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kesejahteraan sosial. Sekolah Rakyat dirancang menjadi pusat pembelajaran sekaligus wadah pemberdayaan yang menghubungkan berbagai program prioritas nasional, mulai dari Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis (CKG), hingga pembangunan rumah rakyat. Melalui sinergi lintas sektor ini, pemerintah ingin memastikan setiap anak bangsa dapat tumbuh dalam lingkungan yang sehat, berdaya, dan berkarakter.

Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, menilai bahwa konsep pendidikan ini merupakan laboratorium inovasi bagi sistem pendidikan nasional. Menurutnya, Sekolah Rakyat bukan sekadar lembaga pendidikan reguler, melainkan model pengembangan pendidikan humanis yang mengintegrasikan pembelajaran akademik, pembentukan karakter, dan pembinaan kemandirian.

Nuh menilai keberadaan asrama sebagai keunggulan utama karena memungkinkan proses pendidikan berlangsung secara menyeluruh. Melalui sistem berasrama, para siswa dapat berinteraksi secara intensif dengan pendidik dan pembina, sehingga setiap potensi dan karakter anak dapat berkembang optimal.

Nuh menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara akses dan kualitas dalam pelaksanaan program ini. Pemerintah tidak hanya menambah jumlah sekolah, tetapi juga memastikan standar mutu tetap terjaga. Ia menilai, kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu kompetensi guru, infrastruktur yang memadai, dan proses pembelajaran yang berkesinambungan. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas guru menjadi prioritas, sejalan dengan arahan Presiden untuk memperkuat pelatihan berkelanjutan melalui program reskilling dan upskilling.

Untuk memperkuat aspek akademik, pemerintah membuka ruang kolaborasi antara Sekolah Rakyat dan perguruan tinggi. Melalui kerja sama ini, dosen dan mahasiswa dapat berpartisipasi langsung dalam kegiatan pengajaran dan riset pendidikan di sekolah. Kolaborasi tersebut diharapkan mampu mempercepat peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus menjadikan Sekolah Rakyat sebagai pusat inovasi pendidikan yang dinamis dan terbuka.

Sementara itu, Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menilai bahwa keberhasilan Sekolah Rakyat akan sangat bergantung pada sinergi antarlembaga. Ia menjelaskan bahwa Presiden menekankan pentingnya keseimbangan antara tiga pilar utama dalam pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan, karakter, dan keterampilan. Oleh karena itu, Kementerian Sosial bersama TNI AD menjalin kerja sama strategis untuk memperkuat pembinaan disiplin dan tata kelola kehidupan asrama.

Kerja sama dengan TNI dinilai penting karena sebagian besar siswa Sekolah Rakyat berasal dari keluarga miskin dan menjalani sistem pendidikan berasrama. Disiplin, ketangguhan mental, dan semangat gotong royong menjadi nilai-nilai yang terus ditanamkan agar para siswa tumbuh menjadi generasi yang kuat dan mandiri. Program pembinaan ini juga akan dijalankan secara berkelanjutan, baik pada tahap sekolah rintisan maupun saat sekolah permanen telah berdiri di seluruh wilayah Indonesia.

Pemerintah menargetkan pembangunan 500 Sekolah Rakyat dengan kapasitas masing-masing hingga seribu siswa. Di Pontianak, sekolah ke-53 telah beroperasi, dan tahun ini 100 gedung permanen akan dibangun, termasuk di Kalimantan Barat. Setiap sekolah menjadi simbol kehadiran negara di tengah masyarakat, membuktikan bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara, bukan hak istimewa bagi sebagian kelompok saja.

Melalui Sekolah Rakyat, pemerintah berupaya menghadirkan pendidikan yang memanusiakan manusia, yakni pendidikan yang lahir dari semangat Sumpah Pemuda untuk menyatukan dan memajukan bangsa. Program ini tidak hanya mencetak siswa yang berpengetahuan, tetapi juga individu yang berkarakter, disiplin, dan berjiwa nasionalis.

Sekolah Rakyat menjadi bukti nyata bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, cita-cita kemerdekaan dalam bidang pendidikan terus diwujudkan secara konkret, menyentuh mereka yang paling membutuhkan, dan menghidupkan kembali nilai luhur perjuangan pemuda untuk Indonesia yang berdaulat dan berkeadilan.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute

More From Author

Sekolah Rakyat Hadirkan Kembali Nilai Persatuan dalam Semangat Sumpah Pemuda

Pemerintah Tegaskan Sekolah Rakyat sebagai Manifestasi Jiwa Sumpah Pemuda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *