Pemerintah Pastikan Tren Produksi Migas Tepat Sasaran untuk Wujudkan Swasembada Energi

Oleh: Rahman Prawira)*

Ketahanan energi menjadi tulang punggung utama pembangunan nasional yang berkelanjutan. Di tengah dinamika global dan tantangan geopolitik yang terus berubah, pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis dengan memastikan tren produksi minyak dan gas bumi (migas) berjalan tepat sasaran. Komitmen ini bukan sekadar janji, melainkan sebuah kebutuhan mutlak untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong pertumbuhan industri, dan mewujudkan kedaulatan energi nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, target produksi migas Indonesia menjadi sorotan utama, terutama dalam konteks ambisi pemerintah mencapai swasembada energi. Optimisme terhadap pencapaian target produksi minyak satu juta barel per hari (bph) pada tahun 2030 terus dijaga. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Abadi Poernomo, menegaskan keyakinannya terhadap data terbaru dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Data tersebut mencatat peningkatan lifting minyak yang konsisten, yaitu dari 576.000 bph pada pertengahan 2024 naik menjadi 580.000 bph pada periode yang sama di 2025. Meskipun capaian ini masih di bawah target, tren positif tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dan pelaku industri migas serius dan fokus menjalankan program peningkatan produksi.

Keyakinan ini semakin diperkuat dengan dukungan kebijakan dan investasi yang terus mengalir ke sektor hulu migas. Pemerintah saat ini tak hanya mengandalkan potensi cadangan migas yang ada, tetapi juga berinovasi dalam meningkatkan efisiensi produksi dan mempercepat pengembangan lapangan migas baru. Pendekatan ini menjadi fondasi agar target ambisius 1 juta bph pada tahun 2030 bukan hanya wacana, tetapi target yang realistis dan terukur.

Meskipun saat ini banyak pembicaraan tentang beralih ke energi bersih, kita harus ingat bahwa penggunaan energi fosil masih menjadi sumber utama energi di Indonesia. Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS), Ali Ahmudi Achyak, mengingatkan bahwa lebih dari 80 persen kebutuhan energi nasional masih berasal dari sumber fosil. Hal ini menunjukkan bahwa peran migas dalam menjaga ketahanan energi dan stabilitas ekonomi tidak bisa dipandang sebelah mata atau diabaikan begitu saja.

Menurut Ali, fokus berlebihan pada idealisme transisi energi yang terburu-buru tanpa mempertimbangkan realitas kebutuhan saat ini dapat berdampak negatif. Khususnya, hal ini berisiko mengganggu program hilirisasi dan industri domestik yang masih sangat bergantung pada pasokan energi fosil yang stabil dan terjangkau. Oleh karena itu, pengembangan migas tetap harus menjadi fokus utama dalam beberapa tahun ke depan, sambil secara bertahap menambahkan energi bersih ke dalam sumber energi nasional. Pendekatan ini memastikan bahwa ekonomi tetap tumbuh stabil tanpa kehilangan momentum menuju transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Dalam pidato kenegaraan, Presiden Prabowo Subianto, secara tegas menempatkan ketahanan energi sebagai agenda prioritas. Pemerintah memandang ketahanan energi bukan hanya soal ketersediaan sumber daya, tetapi juga soal bagaimana mengelola produksi migas, percepatan transisi energi bersih, serta subsidi energi yang tepat sasaran untuk meringankan beban masyarakat. Total dukungan fiskal pemerintah untuk ketahanan energi pada tahun 2026 mencapai Rp 402,4 triliun, menegaskan komitmen besar negara dalam menjamin pasokan energi yang cukup dan terjangkau.

Alokasi anggaran yang signifikan tersebut akan difokuskan pada pengembangan teknologi migas yang ramah lingkungan, peningkatan kapasitas produksi, serta optimalisasi distribusi energi untuk menghindari ketimpangan pasokan antar daerah. Subsidi energi juga dirancang agar lebih efektif, memastikan bantuan langsung sasaran sampai kepada masyarakat yang paling membutuhkan, tanpa membebani anggaran negara secara berlebihan.

Selain dari aspek produksi, pemerintah juga mendorong penguatan ekosistem industri hilir migas untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri. Hal ini akan membuka lapangan kerja baru sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar dan produk turunan migas. Sinergi antara sektor hulu dan hilir menjadi kunci agar industri migas nasional tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan.

Tidak kalah penting, pemerintah memprioritaskan inovasi teknologi dalam mengoptimalkan eksplorasi dan produksi migas. Penggunaan teknologi mutakhir dapat meningkatkan efisiensi produksi, menekan biaya, dan meminimalkan dampak lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi nasional dan upaya mitigasi perubahan iklim.

Secara keseluruhan, langkah pemerintah yang terintegrasi dan komprehensif ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mengandalkan mimpi besar swasembada energi, tetapi juga strategi matang untuk mewujudkannya. Mulai dari data peningkatan produksi minyak, peran besar energi fosil dalam penggunaan energi di Indonesia, hingga kebijakan anggaran dan bantuan subsidi yang tepat sasaran, semua hal ini menunjukkan bahwa pemerintah serius menjaga ketahanan energi yang berkelanjutan.

Dukungan penuh terhadap program ini menjadi sangat penting, terutama dari seluruh elemen masyarakat dan pelaku industri, agar terwujud energi yang cukup, terjangkau, dan ramah lingkungan. Dengan begitu, Indonesia dapat menghadapi tantangan global sekaligus memperkuat pondasi ekonomi nasional, menuju kemajuan dan kesejahteraan yang merata.

Dengan sinergi yang solid antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, target ambisius produksi migas satu juta barel per hari pada 2030 bukanlah sesuatu yang mustahil. Hal ini merupakan sebuah capaian yang dapat diwujudkan dengan kerja keras, inovasi, dan konsistensi kebijakan. Selain itu juga merupakan wujud nyata dari visi besar pemerintah dalam membangun Indonesia yang mandiri energi, tangguh, dan berdaulat.

*)Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Pemerintah

More From Author

Strategi Transisi dan Investasi, Kunci Pemerintah Wujudkan Swasembada Energi

Bijak Sikapi Isu, Jangan Biarkan Provokasi 28 Agustus Memecah Keharmonisan Bangsa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *