*) Oleh: Raka Prasetya
Salah satu permasalahan yang kian meresahkan adalah praktik judi daring yang menyasar masyarakat dari berbagai kalangan. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga berimplikasi pada masalah sosial seperti perceraian, kriminalitas, hingga rusaknya masa depan generasi muda. Di tengah kondisi yang memprihatinkan ini, lahir sebuah inovasi dari mahasiswa Universitas Lampung yang menghadirkan harapan baru. Inovasi tersebut adalah Gambling Activity Tracing Engine atau GATE System, sebuah sistem yang dirancang untuk menelusuri dan mengidentifikasi aktivitas judi daring melalui pendekatan teknologi.
Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Alexander Sabar, mengapresiasi langkah mahasiswa Universitas Lampung tersebut. Menurutnya, GATE System adalah bukti nyata generasi muda ikut hadir dalam solusi pemberantasan judi daring. Menurutnya, inovasi ini sejalan dengan misi pemerintah dalam memberantas judi daring. Ia menambahkan, inovasi dari perguruan tinggi ini memberikan energi baru dalam memperkuat upaya pemerintah menciptakan ruang digital yang aman, sehat, dan berkelanjutan.
Apresiasi ini memperlihatkan bahwa pemerintah tidak hanya menempatkan perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan, tetapi juga mitra strategis dalam menjaga ekosistem digital nasional. Dengan dukungan dari Kemkomdigi, inovasi mahasiswa seperti GATE System dapat diintegrasikan dengan kebijakan dan sistem pengawasan pemerintah. Kolaborasi ini menjadi sinyal positif bahwa ruang digital tidak hanya diawasi oleh otoritas negara, melainkan juga diperkuat oleh kreativitas anak bangsa. Inilah wajah baru sinergi antara negara dan generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman.
Tim GATE System sendiri terdiri dari lima mahasiswa, yakni Aulia Rafly Lubis, Mohamad Ghinau Thofadilah, Eka Arinda, Belia Nabila Putri, dan Zaka Kurnia Rahman. Mereka bergerak dari keresahan terhadap maraknya kasus judi daring yang tidak hanya merugikan individu, tetapi juga keluarga dan masyarakat luas. Berangkat dari kondisi itu, mereka mengembangkan sebuah prototipe yang mampu menghimpun data dari situs terindikasi judi melalui analisis linguistik dan visual. Lebih jauh lagi, GATE System juga dilengkapi metode secure yang dapat menelusuri transaksi finansial diduga terkait dengan praktik judi daring.
Salah satu anggota tim, Zaka Kurnia Rahman, menjelaskan bahwa inti pemikiran mereka berfokus pada aspek finansial. Pihaknya bersama tim berhipotesis bahwa judi daring dapat dimatikan secara finansial, karena itu, metode secure GATE System ini dikembangkan untuk melacak transaksi deposito. Pendekatan ini menarik karena mencoba menutup sumber kehidupan judi daring yang kerap mengandalkan aliran dana dari berbagai rekening. Dengan menelusuri transaksi tersebut, pemerintah akan memiliki instrumen tambahan untuk membatasi ruang gerak jaringan judi daring.
Inovasi GATE System tidak hanya penting sebagai karya teknologi, tetapi juga memiliki makna simbolis. Mahasiswa sebagai agen perubahan menunjukkan bahwa mereka tidak hanya pasif mengamati persoalan bangsa, melainkan aktif memberikan solusi. Dalam konteks sosial, inovasi ini juga membangun narasi bahwa ruang digital bukan semata-mata wilayah konsumsi hiburan, tetapi juga ruang perjuangan untuk kebaikan bersama. Dengan demikian, GATE System memiliki nilai lebih yang melampaui fungsinya sebagai perangkat teknologi.
Sementara itu, dukungan juga datang dari pihak kampus. Wakil Rektor III Universitas Lampung, Prof. Dr. Sunyono, M.Si., menegaskan pentingnya mendorong kreativitas mahasiswa yang dapat memberikan dampak nyata. Pihaknya berterima kasih atas sambutan hangat dari Ditjen Pengawasan Ruang Digital, dan Universitas Lampung akan terus mendukung langkah kreatif para mahasiswa. Ia juga berharap semoga inisiatif ini berkembang menjadi kolaborasi konkret antara akademisi dan pemerintah. Pihak kampus melihat inovasi ini sebagai peluang untuk memperkuat hubungan antara dunia akademik dan dunia kebijakan publik.
Lebih jauh, Prof. Sunyono berharap agar GATE System dapat menginspirasi lahirnya lebih banyak solusi digital untuk mengawal ruang siber Indonesia. Harapan ini sejalan dengan visi besar pendidikan tinggi sebagai pusat inovasi yang menghasilkan karya nyata bagi masyarakat. Jika kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah dapat berjalan konsisten, bukan tidak mungkin Indonesia akan memiliki ekosistem digital yang lebih resilien terhadap ancaman. Sinergi ini sekaligus memperlihatkan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga berkontribusi langsung pada penyelesaian masalah bangsa.
Pemerintah sendiri terus menunjukkan komitmen untuk menindak tegas aktivitas judi daring yang merugikan masyarakat. Berbagai upaya seperti pemblokiran situs, pemantauan rekening, hingga penindakan hukum telah dilakukan. Namun, dengan kompleksitas teknologi yang digunakan para pelaku, diperlukan pendekatan baru yang lebih inovatif. Kehadiran GATE System menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan tersebut, sekaligus menegaskan pentingnya partisipasi anak muda dalam agenda nasional.
Apabila inovasi GATE System dapat dioptimalkan, maka strategi pemberantasan judi daring akan semakin komprehensif. Tidak hanya dari sisi regulasi dan penindakan, tetapi juga dari sisi teknologi yang mampu menutup celah digital. Hal ini penting karena tantangan ruang siber tidak dapat dihadapi oleh satu pihak saja, melainkan membutuhkan kolaborasi multi-aktor. GATE System membuktikan bahwa generasi muda siap menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton.
*) Penulis merupakan Kontributor Media Lokal.