Mewujudkan Ketahanan Energi Nasional melalui Komitmen Swasembada Energi

Oleh: Seruni Puspita Laras)*

Ketahanan energi merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga keberlanjutan pembangunan suatu negara. Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan ekonomi yang terus berkembang, menghadapi tantangan besar dalam hal ketergantungan terhadap impor energi. Oleh karena itu, komitmen untuk mencapai swasembada energi menjadi kunci utama untuk memastikan ketahanan energi nasional di masa depan.

Swasembada energi tidak hanya berarti mencukupi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga memastikan keberlanjutan pasokan energi yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi secara stabil. Indonesia, dengan berbagai potensi sumber daya alam yang melimpah, memiliki kesempatan besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi, terutama energi fosil, dan beralih ke sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, mengatakan memberi dukungannya terhadap ketahanan energi melalui produksi tetes tebu sebagai bahan baku bioethanol patut mendapat apresiasi. Dalam konteks transisi energi yang sedang berlangsung, penggunaan bioethanol sebagai energi baru terbarukan (EBT) menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan menciptakan keberlanjutan energi di Indonesia.

Tetes tebu, atau mollasses, sering dianggap sebagai limbah dari proses produksi gula, namun kini semakin dikenal sebagai bahan baku potensial untuk bioethanol. Bioethanol sendiri merupakan bahan bakar yang terbuat dari bahan organik yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan. Dengan menggunakan tetes tebu, SGN tidak hanya mengoptimalkan sumber daya alam yang ada, tetapi juga berkontribusi pada upaya Indonesia untuk mencapai target transisi energi bersih.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai kebijakan untuk mencapai swasembada energi, salah satunya melalui program pengembangan energi terbarukan. Pembangunan infrastruktur energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya, angin, air, dan bioenergi semakin digalakkan. Ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim. Pemanfaatan energi terbarukan juga akan membantu mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang rentan terhadap fluktuasi harga global.

Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, menyatakan dukungan kementeriannya terhadap program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, khususnya dalam hal pencapaian swasembada energi dan hilirisasi, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi tantangan ketahanan energi nasional. Dukungan ini memberikan sinyal positif bahwa pemerintah tengah fokus pada pembangunan sektor energi yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Ketahanan energi merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi keberlanjutan pembangunan suatu negara. Indonesia, sebagai negara yang sedang berkembang, menghadapi tantangan besar dalam hal ketergantungan terhadap impor energi, yang tentunya dapat menambah defisit neraca perdagangan dan menambah risiko ekonomi negara. Oleh karena itu, program swasembada energi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi salah satu inisiatif yang patut mendapat perhatian serius. Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi impor dan mendorong pemanfaatan potensi energi domestik secara lebih optimal.

Upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi juga melibatkan diversifikasi sumber energi. Selain energi fosil, yang masih menjadi tulang punggung pasokan energi di Indonesia, energi terbarukan dan nuklir mulai dilirik sebagai alternatif yang dapat mendukung kebutuhan energi di masa depan. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk riset dan pengembangan teknologi energi terbarukan, sehingga dapat mempercepat transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan.

Keberhasilan dalam mencapai swasembada energi bukan hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga melibatkan peran serta masyarakat, sektor swasta, dan seluruh elemen bangsa. Edukasi tentang pentingnya penggunaan energi yang efisien dan berkelanjutan perlu terus digalakkan. Masyarakat yang sadar akan pentingnya penghematan energi dapat berkontribusi dalam mengurangi beban energi nasional.

Denny S. Adji, Sekretaris Perusahaan IFG, mengungkapkan bahwa ketahanan pangan adalah fondasi kemandirian bangsa. Pernyataan ini sangat relevan, mengingat ketahanan pangan tidak hanya menyangkut ketersediaan makanan, tetapi juga stabilitas ekonomi dan sosial. Ketika para petani terlindungi dari risiko yang mereka hadapi, mereka akan dapat terus berproduksi dengan lebih stabil dan efisien, yang pada gilirannya berkontribusi pada ketersediaan pangan yang terjamin di pasar. Perlindungan terhadap petani juga dapat mendorong mereka untuk berinovasi dan meningkatkan produktivitas tanpa khawatir akan kehilangan pendapatan akibat risiko tak terduga.

Lebih jauh lagi, program perlindungan yang disalurkan oleh IFG bukan hanya memberikan jaring pengaman finansial bagi petani, tetapi juga memperkuat ketahanan sektor pertanian itu sendiri. Ini adalah langkah yang sangat diperlukan di tengah tantangan besar yang dihadapi oleh sektor ini, seperti perubahan iklim, penurunan kualitas tanah, dan keterbatasan teknologi pertanian yang dapat meningkatkan hasil produksi.

Ketahanan energi nasional yang kokoh tidak hanya akan mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kedaulatan Indonesia di panggung global. Dengan swasembada energi, Indonesia dapat mengurangi risiko gangguan pasokan energi dari luar negeri dan lebih mengandalkan potensi lokal. Melalui komitmen yang kuat terhadap pengembangan energi terbarukan, efisiensi energi, dan diversifikasi sumber energi, ketahanan energi Indonesia di masa depan akan semakin terjamin.

Dengan begitu, komitmen untuk mencapai swasembada energi menjadi langkah strategis yang tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional, tetapi juga mendukung visi Indonesia untuk menjadi negara yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

)*Penulis merupakan Koordinator Lapangan Eksplorasi Sumber Daya Energi Terbarukan – Nusantara GeoEnergi Lestari

More From Author

Aksi Demonstrasi Rawan Disusupi Kepentingan Politik

Kunjungan Kerja Presiden Prabowo Tingkatkan Hubungan Politik dan Ekonomi dengan Thailand

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *