Oleh : Febria Ananta )*
Program 3 Juta Rumah yang digagas pemerintahan era Presiden Prabowo merupakan salah satu terobosan besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Program ini bertujuan menyediakan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, kelompok rentan, serta masyarakat umum yang belum memiliki tempat tinggal yang memadai.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang kian cepat, kebutuhan akan perumahan terus meningkat. Melalui program ini, pemerintah berupaya menjawab tantangan tersebut dengan menyediakan rumah yang tidak hanya terjangkau secara ekonomi, tetapi juga layak secara kualitas dan lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, Program 3 Juta Rumah melibatkan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengembang swasta, perbankan, dan masyarakat itu sendiri. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyiapkan berbagai regulasi, insentif, dan dukungan teknis untuk memastikan pembangunan rumah berjalan sesuai rencana.
Sementara itu, sektor perbankan didorong untuk memberikan kemudahan akses pembiayaan melalui skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi. Skema ini dirancang agar masyarakat dapat mencicil rumah dengan bunga rendah dan tenor panjang, sehingga lebih terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Indonesia, Maruarar Sirait mengatakan program 3 juta rumah tidak hanya menyasar pembangunan tapak, tetapi juga hunian vertikal seperti rumah susun sederhana milik (rusunami) dan rumah susun sewa (rusunawa), terutama di kawasan perkotaan yang lahan kosongnya semakin terbatas.
Dengan membangun hunian vertikal, pemerintah berupaya memanfaatkan lahan secara efisien dan menciptakan lingkungan yang lebih teratur. Selain itu, konsep pembangunan kawasan perumahan yang terpadu dengan fasilitas umum seperti sekolah, pasar, rumah sakit, dan transportasi publik turut menjadi fokus agar warga dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan produktif.
Dampak dari program ini tidak hanya dirasakan oleh individu atau keluarga penerima rumah, tetapi juga memberikan efek domino bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor perumahan terbukti menjadi penggerak ekonomi yang menyerap banyak tenaga kerja, baik di bidang konstruksi, bahan bangunan, maupun logistik. Selain itu, keberadaan rumah yang layak memberikan rasa aman dan stabilitas sosial bagi masyarakat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Ketua Satgas Perumahan, Hashim Djojohadikusumo menjelaskan salah satu cerita keberhasilan program ini dapat terlihat dari masyarakat di kawasan pinggiran kota yang sebelumnya tinggal di lingkungan kumuh dengan sanitasi buruk, kini bisa menempati rumah layak huni dengan akses air bersih, listrik, dan fasilitas umum lainnya. Anak-anak dapat belajar lebih nyaman, orang tua bisa bekerja dengan tenang, dan interaksi sosial warga menjadi lebih harmonis. Hal ini menunjukkan bahwa rumah bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga fondasi bagi terbentuknya masyarakat yang sehat, aman, dan sejahtera.
Tentu saja, pelaksanaan program ini tidak lepas dari berbagai tantangan. Mulai dari keterbatasan lahan, mahalnya harga tanah di kawasan strategis, hingga proses birokrasi yang kadang memerlukan perbaikan. Namun demikian, pemerintah terus melakukan evaluasi dan inovasi, termasuk mendorong penggunaan teknologi dalam proses perencanaan dan pembangunan. Pendekatan pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, efisiensi energi, dan pengelolaan sampah juga mulai diterapkan agar hunian yang dibangun benar-benar berkualitas dalam jangka panjang.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Suhendra Yusuf Prawiranegara mendukung program tersebut dengan membangun kawasan hunian terbaru di Bekasi, Jawa Barat. Pihaknya akan membantu pemerintah dengan menghadirkan hunian berkualitas di kota kota besar. PT Timah melalui PT Timah Karya Persada Properti (TKPP) terus melakukan improvement, bertransformasi dan berinovasi untuk memberikan bukti kepercayaan kepada konsumen terhadap kualitas pengembangan perusahaan. Dari tahun 2017 hingga saat ini, PT TKPP telah berhasil membangun dan menghadirkan 1800 rumah dan ruko. Dengan memiliki rumah yang layak huni, masyarakat akan dapat meningkatkan kualitas hidup.
Dengan keberlanjutan dan pengawasan yang baik, Program 3 Juta Rumah diyakini akan terus memberikan dampak positif bagi pembangunan sosial di Indonesia. Tidak hanya menciptakan tempat tinggal, program ini adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam menjamin hak dasar rakyat untuk hidup layak. Di tengah tantangan global dan kebutuhan domestik yang terus berkembang, keberhasilan program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antar-stakeholder bisa menjawab kebutuhan nyata masyarakat sekaligus mendorong kemajuan bangsa secara menyeluruh.
Secara keseluruhan, Program 3 Juta Rumah merupakan langkah strategis pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan menyediakan hunian yang layak, terjangkau, dan berkelanjutan, program ini tidak hanya menjawab kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat struktur sosial, dan menciptakan lingkungan yang lebih manusiawi. Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa komitmen pemerintah, dukungan sektor swasta, dan partisipasi aktif masyarakat dapat bersinergi untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.
)* Penulis adalah mahasiswa Uninus Bandung