Program Pemeriksaan Gratis Bantu Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular

Jakarta – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas pemerintah menjadi langkah strategis dalam memperkuat deteksi dini dan pencegahan penyakit di masyarakat. Inisiatif ini dirancang untuk menekan angka penyakit tidak menular (PTM) sekaligus meningkatkan harapan hidup masyarakat Indonesia.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman, mengatakan bahwa CKG merupakan bagian dari transformasi layanan kesehatan yang berfokus pada upaya promotif dan preventif.

“Banyak kasus penyakit berat sebenarnya bisa dicegah jika kondisi kesehatan masyarakat diketahui sejak dini melalui pemeriksaan rutin,” ujarnya.

Aji mencontohkan negara seperti Korea Selatan, Singapura, dan Jepang yang mampu mencapai usia harapan hidup hingga 84 tahun karena menekankan pentingnya deteksi dini.

“Di Indonesia, banyak penyakit baru terdeteksi saat sudah kronis karena minimnya pemeriksaan. Padahal cukup tiga indikator dasar yang perlu rutin dicek, yaitu tekanan darah, gula darah, dan kolesterol,” jelasnya.

Menurut Aji, sebagian besar masalah kesehatan masyarakat saat ini berasal dari penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.

Survei awal pelaksanaan CKG menunjukkan banyak warga usia produktif memiliki tekanan darah tinggi dan kadar gula darah tidak terkontrol, bahkan sebagian belum pernah memeriksakan kolesterol atau indeks massa tubuhnya.

Ia menegaskan bahwa program CKG bersifat gratis dan dapat diakses di puskesmas, sekolah, serta melalui layanan jemput bola di komunitas.

“Pemeriksaan yang biasanya menghabiskan biaya besar kini bisa dilakukan tanpa dipungut biaya. Sayang kalau kesempatan ini tidak dimanfaatkan,” tambahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, Chaidir Annas, menyampaikan bahwa pelaksanaan CKG di daerahnya menunjukkan capaian membanggakan.

“Sejak dimulai Februari lalu, kami telah melayani 344.217 warga atau 69,92 persen dari target 492 ribu orang. Antusiasme masyarakat sangat tinggi,” ujarnya.

Chaidir menjelaskan, program ini tidak hanya menyasar masyarakat umum, tetapi juga anak-anak sekolah melalui pemeriksaan status gizi, kesehatan gigi, mata, dan deteksi dini penyakit menular maupun tidak menular.

“Tenaga kesehatan kami aktif turun langsung ke sekolah-sekolah untuk menanamkan kesadaran hidup sehat sejak dini,” katanya.

Ia juga menyebut inovasi digital melalui situs Sehat Indonesiaku (ASIK) membantu petugas mencatat data masyarakat secara langsung, sehingga kendala pendaftaran online bisa diatasi.

Aji menegaskan pentingnya kerja sama semua pihak untuk memastikan keberlanjutan program ini.

“Kesehatan tidak bisa dikerjakan pemerintah sendirian. Harus kolaboratif agar manfaatnya dirasakan seluruh masyarakat,” tegasnya.

More From Author

Jumlah Peserta Program Cek Kesehatan Gratis Tembus 50 Juta Orang hingga November 2025

Program MBG: Intervensi Gizi Langsung yang Menumbuhkan Ekonomi Lokal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *