Oleh : Davina G )* Jatim Daily
Media massa memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas politik pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Integritas media pun menjadi salah satu faktor penentu dalam mengatasi tantangan seperti disintegrasi bangsa dan penyebaran hoaks. Media massa harus bisa menolak segala bentuk provokasi yang dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Kehati-hatian media dalam menyebarkan informasi harus menjadi fokus utama untuk menjaga stabilitas politik negara.
Pemilu merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi suatu negara. Di Indonesia, media massa memiliki peran dalam membentuk opini publik terutama dalam konteks Pemilihan Umum. Bahkan, meningkatnya partisipasi publik dalam proses demokrasi pada Februari lalu juga menjadi peran penting dari media massa.
Media massa yang mencakup televisi dan radio memiliki akses langsung ke jutaan pemilih di seluruh Indonesia, begitu pula media sosial yang memiliki jangkauan audiens lebih luas. Informasi yang disampaikan oleh media dapat mempengaruhi cara pandang publik terhadap proses Pemilu itu sendiri. Maka dari itulah media memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyampaikan informasi yang akurat, berimbang, dan tidak bias.
Wakil Presiden RI, K.H. Ma’ruf Amin mengatakan bahwa integritas media harus menjadi sesuatu yang dijaga bersama karena perannya sangat besar bagi keamanan dan kondusivitas pasca Pemilu 2024. Pihaknya juga mengatakan bahwa media massa jangan menjadi corong bagi para provokator dalam menyebarkan kebencian dan permusuhan.
Selain itu, Wakil Presiden, Ma’ruf Amin juga meminta media agar tidak menjadi sumber penyebaran berita bohong (hoaks) karena hal tersebut seringkali tidak memiliki sumber yang jelas dan hanya dibuat oleh pihak atau oknum tertentu yang ingin mengadu domba masyarakat. Tidak hanya media, seluruh pihak baik penyelenggara, peserta, maupun masyarakat luas juga harus ikut berperan dalam menjaga keutuhan bangsa usai Pemilu 2024.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Periode 2021-2024, Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan pendidikan politik bagi media sangat penting dalam proses pelaksanaan Pemilu dengan tujuan untuk mencegah dan mereduksi politik identitas dan informasi hoaks. Diharapkan adanya kolaborasi antara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kejaksaan, Kepolisian, BSSN, maupun aparat keamanan terkait dengan penggunaan media massa dan media sosial agar dapat digunakan dengan lebih terarah. Kolaborasi ini harus terintegrasi untuk mencegah tersebarnya berita-berita bohong, agar tidak terjadi polarisasi atau politik identitas yang memicu perpecahan pasca Pemilu 2024.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RRI), Hendrasmo berkomitmen mendukung publikasi positif pasca Pemilu 2024 khususnya terkait dengan program pemerintahan Prabowo-Gibran dalam menginformasikan kepada masyarakat sejumlah program untuk rakyat, seperti, program makanan bergizi. RRI memiliki peranan yang penting untuk mendiseminasikan program dan kebijakannya, sehingga masyarakat semakin aware (peduli) dan tentunya akan memudahkan proses pemerintahan Prabowo-Gibran.
Dukungan dalam bentuk diseminasi karena RRI merupakan media negara. Apalagi, RRI juga bertanggung jawab kepada Presiden. Maka dari itu, pihaknya berkomitmen agar masyarakat mengetahui apa yang akan dilakukan Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya dalam konteks program dan kebijakannya. Selain itu, Hendrasmo mengatakan bahwa RRI juga bisa menjadi ruang untuk mengawasi pemerintahan. Dengan demikian, RRI akan total mendukung kebijakan pemerintahan mendatang.
Tingginya tingkat awareness masyarakat terkait program-program Pemerintahan Prabowo-Gibran, tidak lepas dari peran media massa dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya dukungan masyarakat terhadap Pemerintahan baru, sehingga nantinya masyarakat akan merasakan hasil dari kebijakan-kebijakan keberlanjutan yang dilakukan Prabowo-Gibran.
Dengan sinergitas yang baik antara media dengan masyarakat diharapkan dapat membangun soliditas dan meletakkan kepentingan bangsa lebih tinggi dibanding kepentingan yang lainnya. Soliditas inilah yang sangat diperlukan untuk mencegah segala ancaman disintegrasi bangsa yang dipertajam oleh oknum-oknum yang ingin memecah belah bangsa.
Oleh karena itu, media massa khususnya televisi memiliki peran penting dalam rangka publikasi narasi positif di masa transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran agar masyarakat dapat mendukung seluruh program maupun kebijakan yang dilakukan Pemerintahan baru.
Peran aktif media dalam menjaga keutuhan bangsa pasca Pemilu melalui publikasi positif pun dinilai sangat penting agar mencegah potensi retaknya persaudaraan antar sesama masyarakat. Di sisi lain, masyarakat juga harus menghargai dan menghormati kebijakan yang nantinya akan ditetapkan oleh Presiden Terpilih Prabowo serta mampu menyikapi informasi dengan pemahaman yang utuh sehingga respon yang diberikan juga positif guna kepentingan bangsa dan negara. Sikap positif dari semua pihak sangatlah penting untuk kesejahteraan bersama karena masa transisi ini harus dijadikan sebagai sarana mewujudkan kemajuan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
)* Penulis merupakan Pegiat Forum Literasi Muda Batavia