Jakarta – Guru Besar Teknik Industri Pertanian IPB University sekaligus Ketua BRAIN (Blockchain, Robotics and Artificial Intelligence Networks), Prof. Dr. Yandra Arkeman, M.Eng, menegaskan bahwa pencapaian Swasembada Pangan Nasional di era modern tidak lagi dapat mengandalkan metode pertanian konvensional.
Ia menuturkan bahwa penerapan Artificial Intelligence (AI) dan Big Data merupakan pilar utama pembangunan pertanian presisi yang efisien, akurat, dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan pangan ke depan.
Prof. Yandra menjelaskan bahwa AI berperan mentransformasi sistem pertanian dari pendekatan berbasis estimasi menjadi pendekatan berbasis data real-time yang presisi.
“Dengan AI, kita bisa ‘mendengarkan’ kebutuhan tanaman, memprediksi hasil panen dengan lebih tepat, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti pupuk dan air. Ini memastikan setiap input menghasilkan produktivitas maksimal tanpa pemborosan,” ujarnya dalam sebuah webinar di Jakarta.
Ia menambahkan, teknologi drone yang digunakan untuk memantau kesehatan tanaman dan mendeteksi penyakit secara dini telah menjadi contoh nyata penerapan AI yang tengah dikembangkan IPB.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa Big Data menjadi elemen penting dalam pengambilan keputusan strategis, baik oleh petani maupun pembuat kebijakan. Data cuaca, iklim, hingga pergerakan pasar dapat diolah oleh AI untuk menghasilkan rekomendasi perencanaan tanam yang jauh lebih adaptif dan responsif.
“Seorang pemimpin perlu data ketersediaan pangan yang real-time, bukan data tahun lalu, untuk membuat kebijakan yang efektif. Di sinilah Big Data dengan kecepatan velocity-nya berperan krusial,” jelas Prof. Yandra.
Ia juga menyampaikan bahwa IPB melalui BRAIN telah melahirkan sejumlah prototipe teknologi berbasis AI yang siap digunakan di lapangan.
“Kami tidak lagi berbicara tentang konsep, tetapi prototipe yang sudah terbukti. Ini adalah alat yang dapat membantu petani meningkatkan efisiensi dan hasil produksi mereka secara signifikan, sehingga berkontribusi langsung pada penguatan ketahanan dan swasembada pangan,” tegasnya.
Menurut Prof. Yandra, adopsi luas teknologi AI dan Big Data akan menjadi game-changer dalam mewujudkan pertanian Indonesia yang lebih produktif, inovatif, dan kompetitif di tingkat global.
Implementasi pertanian presisi dinilai sebagai langkah strategis untuk memastikan swasembada pangan dapat dicapai secara berkelanjutan di tengah dinamika perubahan iklim dan kebutuhan pangan yang terus meningkat.***
